Hallo everyone!
Gimana kabar kalian hari ini?
Semoga selalu baik baik saja yaa, aamiin ...
Sudah lama ya kita tidak
berjumpa, kali ini saya ingin berbagi
cerita mengenai keseharian saya setelah terjadi musibah yang menimpa Indonesia beberapa bulan lalu.
Seperti yang kita ketahui bahwa beberapa bulan
lalu, bumi mengalami masa-masa
kritisnya, diterpa dengan musibah atau virus COVID-19 yang sering kita sebut
dengan virus Corona yang menimpa hampir seluruh negara di dunia.
Apa sih COVID-19 itu? Covid-19
adalah pandemi yang menuntut seluruh umat manusia tanpa kecuali untuk
meresponsnya dengan cara yang tepat dan cepat.
Tidak ada satu pun yang kebal dengan virus ini. Kita semua rentan dan rapuh
karenanya. Salah satunya cara agar kita tidak terus merapuh dan bisa memutus
rantai virus ini adalah dengan cara mengurangi aktivitas diluar rumah, menjaga
kebersihan serta meningkatkan imun tubuh, Indonesia mengambil keputusan
solidaritas dengan #DIRUMAHAJA.
Namun, solidaritas ini tidak bisa dilakukan secara seragam. Bagi kebanyakan
orang, solidaritas itu bisa sesederhana #dirumahaja. Bagi sebagian yang lain,
karena berbagai alasan yang bisa dipahami, tinggal dan diam dirumah saja bukan
hanya sulit dilakukan, tapi bahkan mustahil.
Contohnya, mereka tidak bisa diam dirumah saja karena kepala keluarga yang
terpapar virus ini tetap harus bekerja dan mencari nafkah diluar rumah, maka
rantai sebaran virus akan mustahil di putuskan.
Beruntungnya, ada banyak pihak yang membantu dan berniat baik untuk
membantu sesama di tengah pandemi ini. Semoga donasi donasi tersebut bisa
tersalurkan dengan tepat untuk mereka yang membutuhkan.
Sehingga setidaknya mengurangi beban negara yang memikirkan nasib dan
kehidupan rakyatnya yang memiliki ekonomi menengah kebawah.
Balik lagi ke awal tujuan saya membuat blog ini, saya ingin berbagi kisah
cerita keseharian saya setelah adanya solidaritas #dirumahaja.
Disini, saya sebagai salah satu mahasiswa dari universitas swasta ternama
di Semarang, saya ikut berpartisipasi dalam solidaritas #dirumahaja hehe..
Untuk mahasiswa, pembelajaran yang
biasanya dengan tatap muka di kelas dialihkan dengan kelas online, pengumpulan
tugas dikirim melalui email, blog, video dan lain lain.
Tentunya, saya menulis blog ini juga karena adanya tugas dari dosen hehe.
Menanggapi dan upaya pencegahan dari musibah ini, hampir semua instansi
pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMK/SMA, sampai Universitas meliburkan
siswanya dan memilih pembelajaran online yang bisa dilakukan di rumah masing - masing.
Kebijakan dari kampus saya sendiri baru resmi sekitar tanggal 16 Maret
2020 bulan lalu. Kebijakan yang
memberikan instruksi bahwa perkuliahan dilakukan secara daring (online).
Meskipun kuliah online, bukan berarti menjadi kesempatan untuk kita bisa mudik
atau pun berwisata. Karena seluruh mahasiswa dihimbau untuk tetap berada di
rumah dan menghindari keramaian.
Di kampus saya, perkuliahan tetap berjalan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan sebelumnya, dan semenjak pembelajaran online ini malah justru banyak
dosen yang memberikan tugas ke mahasiswa yang kadang membuat saya sendiri stres
kebingungan dikejar deadline hehe..
Saya sendiri, dalam seminggu ada 9 mata kuliah. Dari 9 diantaranya sekitar
5 – 7 mata kuliah, dosennya memberikan tugas atau kami hanya mengerjakan soal –
soal yang lumayan rumit dan harus diselesaikan hari itu juga.
Mungkin dari sisi pandang para mahasiswa, banyak yang merasa keberatan dengan tugas yang diberikan oleh dosen – dosennya. Karena dasarnya pada saat pembelajaran biasa dikelas, tugas tidak terlalu menumpuk. Berbanding terbalik pada saat pembelajaran online, yang kadang materinya pun kami belum tentu paham.
Mungkin dari sisi pandang para mahasiswa, banyak yang merasa keberatan dengan tugas yang diberikan oleh dosen – dosennya. Karena dasarnya pada saat pembelajaran biasa dikelas, tugas tidak terlalu menumpuk. Berbanding terbalik pada saat pembelajaran online, yang kadang materinya pun kami belum tentu paham.
Namun, disisi lain dosen juga butuh nilai tugas atau daftar hadir
mahasiswanya agar nanti pada saat pergantian semester bisa melengkapi nilai – nilai
yang dibutuhkan. Bahkan karena adanya pembelajaran online ini mungkin ada
beberapa dosen yang harus belajar menerapkan atau menggunakan media aplikasi
karena mungkin masih asing menurutnya.
Namun kami sebagai mahasiswa hanya bisa berharap kepada dosen untuk tidak
memberikan materi yang rumit atau tugas yang terlalu berat yaa hehe ...
Solidartas SFH (Study From Home), saya isi dengan melakukan berbagai
kegiatan dirumah, seperti mengerjakan tugas, dan lebih banyak istirahat tidur
siang hehe, lebih rutin memberesi kamar tidur atau mencuci kendaraan meskipun
jarang digunakan, menonton film, bermain game di laptop atau pun handphone dan
tidak lupa juga untuk selalu olah raga ringan atau berjemur didepan rumah pada
saat pagi hari.
Dampak positif dari solidartas #dirumahaja ini, bagi saya sendiri lebih
mempererat hubungan keluarga yang ada dirumah, kami bisa saling berbagi
pengalaman atau peristiwa yang mungkin belum sempat di ceritakan karena
kesibukan anggota keluarga masing – masing. Kami juga bisa makan malam atau
sarapan pagi bersama yang biasanya sangat jarang dilakukan. Saya lebih merasa
bahagia meskipun dengan hal sederhana seperti itu. Di waktu luang lainnya saya
isi dengan mencari ilmu tambahan yang mungkin tidak saya dapatkan saat duduk
dibangku sekolah, seperti menggali kemampuan saya, mencari bakat minat saya
serta memperdalam atau mengorek informasi yang mungkin dapat menunjang impian
saya saat sudah lulus kuliah nanti.
Disini saya bercita – cita sebagai seorang pengusaha, oleh karena itu saya mengambil
jurusan manajamen di fakultas ekonomi dan bisnis. Saya berharap suatu saat
nanti saya bisa me-manajemen diri saya sendiri juga bisa menjadi seorang
pengusaha yang membuka lapangan pekerjaan untuk teman atau pun yang membutuhkan
pekerjaan itu. Saya banyak belajar dari influencer di youtube atau sharing
dengan teman yang sudah terjun langsung di dunia pekerjaan. Dari sana, saya
banyak belajar dan mendapatkan informasi penting yang bisa menambah wawasan
luas sehingga saya bisa berfikir lebih terbuka.
Namun tidak bisa dipungkiri, sebenarnya saya juga sama seperti kalian teman
– teman. Saya juga merasa bosan dengan rutinitas itu itu saja, diulang terus
menerus setiap harinya di rumah,belum lagi kalau harus mengerjakan tugas yang
tidak saya pahami, hehehehe.... Biasanya untuk mengusir rasa jenuh atau bosan
itu, saya gunakan waktunya untuk menonton film atau bermain game dengan adik
saya, yang kebetulan mempunyai selera dan pemikiran yang sama dengan saya.
Nah, jadi kegiatan sehari – hari saya hanya mengerjakan tugas, menonton
film, bermain game, olah raga ringan, berjemur didepan rumah, berbagi cerita
dengan keluarga, serta mengasah dan mencari wawasan lainnya.
Saya berharap musibah yang sedang kita alami saat ini bisa segera teratasi,
lekas pulih kembali keadannya seperti sedia kala, agar kita semua bisa
melakukan aktivitas tanpa takut akan berpotensi terinfeksi virus atau malah
menyebarkan virus ini. Pesan saya untuk teman – teman semua, tetap menjaga
kesehatan dan imun tubuh, juga menjaga kebersihan dan ikuti saja semua
instruksi dari pemerintah yang pasti baik untuk kita semua.
Sekian dari saya, terima kasih teman – teman semua sudah menyempatkan waktu
untuk membaca sepenggal cerita keseharian saya setelah terjadinya musibah yang
menimpa Indonesia ini.